Rabu, 13 April 2011

Asma ul Husna

Firman Allah SWT dalam surat Al-Araf ayat 180 :
Allah mempunyai asmaul husna, maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan”.

Berikut ini adalah 99 nama Allah SWT beserta artinya :
01. Ar Rahman : artinya Yang Maha Pemurah
02. Ar Rahim : artinya Yang Maha Mengasihi
03. Al Malik : artinya Yang Maha Menguasai
04. Al Quddus : artinya Yang Maha Suci
05. Al Salam :  artinya Yang Maha Selamat Sejahtera
06. Al Mu’min : artinya Yang Maha Melimpahkan Keamanan
07. Al Muhaimin : artinya Yang Maha Pengawal serta Pengawas
08. Al Aziz : artinya Yang Maha Berkuasa
09. Al Jabbar : artinya Yang Maha Kuat Yang Menundukkan Segalanya
10. AlMutakabbir : artinya Yang Melengkapi Segala kebesaranNya
11. Al Khaliq : artinya Yang Maha Pencipta
12. AlBari’ : artinya Yang Maha Menjadikan
13. Al Musawwir : artinya Yang Maha Pembentuk
14. Al Ghaffar Artinya Yang Maha Pengampun
15. Al Qahhar : artinya Yang Maha Perkasa
16. Al Wahhab : artinya Yang Maha Penganugerah
17. Al Razzaq : artinya Yang Maha Pemberi Rezeki
18. Al Fattah : artinya Yang Maha Pembuka
19. Al ‘Alim : artinya Yang Maha Mengetahui
20. Al Qabidh : artinya Yang Maha Pengekang
21. Al Basith : artinya Yang Maha Melimpah Nikmat
22. Al Khafidh : artinya Yang Maha Perendah / Pengurang
23. Ar Rafi’ : artinya Yang Maha Peninggi
24. Al Mu’izzu : artinya Yang Maha Memuliakan
25. Al Muzillu : artinya Yang Maha Menghina
26. As Sami’ : artinya Yang Maha Mendengar
27. Al Basir : artinya Yang Maha Melihat
28. Al Hakam : artinya Yang Maha Mengadili
29. Al ‘Adl : artinya Yang Maha Adil
30. Al Latif : artinya Yang Maha Lembut serta Halus
31. Al Khabir : artinya Yang Maha Mengetahui
32. Al Halim : artinya Yang Maha Penyabar
33. Al ‘Azim : artinya Yang Maha Agung
34. Al Ghafur : artinya Yang Maha Pengampun
35. Asy Syakur : artinya Yang Maha Bersyukur
36. Al ‘Aliy : artinya Yang Maha Tinggi serta Mulia
37. Al Kabir : artinya Yang Maha Besar
38. Al Hafiz : artinya Yang Maha Memelihara
39. Al Muqit : artinya Yang Maha Menjaga
40. Al Hasib : artinya Yang Maha Penghitung
41. Al Jalil : artinya Yang Maha Besar serta Mulia
42. Al Karim : artinya Yang Maha Pemurah
43. Ar Raqib: artinya Yang Maha Waspada
44. Al Mujib : artinya Yang Maha Pengkabul
45. Al Wasi’ : artinya Yang Maha Luas
46. Al Hakim : artinya Yang Maha Bijaksana
47. Al Wadud : artinya Yang Maha Penyayang
48. Al Majid : artinya Yang Maha Mulia
49. Al Ba’ith : artinya Yang Maha Membangkitkan Semula
50. Asy Syahid : artinya Yang Maha Menyaksikan
51. Al Haqq : artinya Yang Maha Benar
52. Al Wakil : artinya Yang Maha Pentadbir
53. Al Qawiy : artinya Yang Maha Kuat
54. Al Matin : artinya Yang Maha Teguh
55. Al Waliy : artinya Yang Maha Melindungi
56. Al Hamid : artinya Yang Maha Terpuji
57. Al-Muhsi (Al Muhsi) Artinya Yang Maha Penghitung
58. Al-Mubdi (Al Mubdi) Artinya Yang Maha Pencipta dari Asal
59. Al-Mu’id (Al Muid) Artinya Yang Maha Mengembali dan Memulihkan
60. Al-Muhyi (Al Muhyi) Artinya Yang Maha Menghidupkan
61. Al-Mumit (Al Mumit) Artinya Yang Mematikan
62. Al-Hayy (Al Hayy) Artinya Yang Senantiasa Hidup
63. Al-Qayyum (Al Qayyum) Artinya Yang Hidup serta Berdiri Sendiri
64. Al-Wajid (Al Wajid) Artinya Yang Maha Penemu
65. Al-Majid (Al Majid) Artinya Yang Maha Mulia
66. Al-Wahid (Al Wahid) Artinya Yang Maha Esa
67. Al-Ahad (Al Ahad) Artinya Yang Tunggal
68. As-Samad (As Samad) Artinya Yang Menjadi Tumpuan
69. Al-Qadir (Al Qadir) Artinya Yang Maha Berupaya
70. Al-Muqtadir (Al Muqtadir) Artinya Yang Maha Berkuasa
71. Al-Muqaddim (Al Muqaddim) Artinya Yang Maha Menyegera
72. Al-Mu’akhkhir (Al Muakhir) Artinya Yang Maha Penangguh
73. Al-Awwal (Al Awwal) Artinya Yang Pertama
74. Al-Akhir (Al Akhir) Artinya Yang Akhir
75. Az-Zahir (Az Zahir) Artinya Yang Zahir
76. Al-Batin (Al Batin) Artinya Yang Batin
77. Al-Wali (Al Wali) Artinya Yang Wali / Yang Memerintah
78. Al-Muta’ali (Al Muta Ali) Artinya Yang Maha Tinggi serta Mulia
79. Al-Barr (Al Barr) Artinya Yang banyak membuat kebajikan
80. At-Tawwab (At Tawwab) Artinya Yang Menerima Taubat
81. Al-Muntaqim (Al Muntaqim) Artinya Yang Menghukum Yang Bersalah
82. Al-’Afuw (Al Afuw) Artinya Yang Maha Pengampun
83. Ar-Ra’uf (Ar Rauf) Artinya Yang Maha Pengasih serta Penyayang
84. Malik-ul-Mulk (Malikul Mulk) Artinya Pemilik Kedaulatan Yang Kekal
85. Dzul-Jalal-Wal-Ikram (Dzul Jalal Wal Ikram) Artinya Yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan
86. Al-Muqsit (Al Muqsit) Artinya Yang Maha Saksama
87. Al-Jami’ (Al Jami) Artinya Yang Maha Pengumpul
88. Al-Ghaniy (Al Ghaniy) Artinya Yang Maha Kaya Dan Lengkap
89. Al-Mughni (Al Mughni) Artinya Yang Maha Mengkayakan dan Memakmurkan
90. Al-Mani’ (Al Mani) Artinya Yang Maha Pencegah
91. Al-Darr (Al Darr) Artinya Yang Mendatangkan Mudharat
92. Al-Nafi’ (Al Nafi) Artinya Yang Memberi Manfaat
93. Al-Nur (Al Nur) Artinya Cahaya
94. Al-Hadi (Al Hadi) Artinya Yang Memimpin dan Memberi Pertunjuk
95. Al-Badi’ (Al Badi) Artinya Yang Maha Pencipta Yang Tiada BandinganNya
96. Al-Baqi (Al Baqi) Artinya Yang Maha Kekal
97. Al-Warith (Al Warith) Artinya Yang Maha Mewarisi
98. Ar-Rasyid (Ar Rasyid) Artinya Yang Memimpin Kepada Kebenaran
99. As-Sabur (As Sabur) Artinya Yang Maha Penyabar / Sabar

Tips sukses Kultum

Tahapan dan Kunci Sukses

Kultum sebagai sarana komunikasi memiliki tiga unsur penting, yaitu: Pengirim (penceramah), Penerima (objek da’wah), Pesan (nasihat). Tahapan yang akan dilalui hendaknya mengingat 3 (tiga) unsur tersebut, diantaranya: Motivasi dari penceramah hendaknya mempunyai tujuan yang jelas disertai keyakinan kuat bahwa tujuan tersebut sangat penting. Kemudian hati penceramah mengungkapkannya sebelum lidah dan seluruh potensi dirinya mengutarakannya. Menentukan bentuk pesan (tema dan bentuk penyampaian).
Tema pesan disamping harus memperhatikan prioritas dalam agama, menggunakan dalil yang shohih juga diharapkan up to date. Tema yang up to date menuntut pengetahuan pembicara dalam dunia kontemporer atau minimal mengetahui kondisi realita umat, misalnya : Tema kesabaran menghadapi musibah banjir ketika banyak daerah kebanjiran, tetapi hal ini dapat dikaitkan dengan tauhid ketika umat justeru banyak meminta pertolongan pada sesembahan selain Allah Ta’ala (hal ini perlu untuk mengejar prioritas dalam berda’wah). Tema lain misalnya tentang pornografi yang saat ini sedang aktif dilawan pemerintah, tetapi dikaitkan dengan aqidah ahlussunnah waljama’ah, dimana salah satu bentuk ketaatan ahlussunnah waljama’ah adalah menta’ati pemerintah.
Bentuk penyampaian akan berbeda – beda sesuai dengan penerima dan lingkungan dihadapan kita. Apabila objek kita kalangan pemuda, tentu akan berbeda penyampaian dengan objek kalangan orang tua. Menghadapi para wanita akan berbeda dengan jama’ah laki – laki atau jama’ah yang majemuk. Berbeda pula antara kalangan mahasiswa dan kaum awam di perkampungan. Hal ini kadang menuntut keterampilan penceramah mempunyai wawasan dalam bidang yang sesuai dengan kondisi mad’u. Misalnya seorang penceramah terlebih dulu membaca sekilas (tidak perlu mendalam) tentang materi tentang dunia IT apabila mad’u (objek dakwah) yang dihadapi adalah kalangan insinyur. Merealisir bentuk pesan ke dalam praktek.
Praktek pertama adalah membuat kata pembuka yang menarik, maksudnya menarik perhatian dari jama’ah atau memberikan rangsangan dengan gerakan, atau kalimat lembut, atau kata atau teriakan / panggilan ataupun tujuan yang memang disukai oleh jama’ah. Kata pembuka disini maksudnya dilakukan setelah penceramah memberikan sambutan dengan dengan salam, pujian dan sholawat serta salam kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam (hal ini semua jarang sekali ditinggalakan para ulama ketika mereka memberikan ceramah/nasihat, kecuali pada kondisi yang memang tidak memungkinkan. Misalnya nasihat – nasihat pendek). Beberapa contoh kata pembuka: Ya ayyuhannas, wahai pemuda, jama’ah sekalian yang kami hormati / cintai, dst.
Praktek kedua kemudian menyambung kata pembuka dengan pesan – pesan yang menarik bagi jama’ah. Hal ini menuntut latihan secara terus – menerus, baik sendiri ataupun secara kelompok. Ada banyak teori praktek tentang hal ini, namun perlu diingat bahwa tujuan daripada penyampaian pesan ini adalah agar pesan kita dapat diterima dan dipahami oleh objek da’wah, sehingga sebaik – baik teori praktek adalah dengan praktek itu sendiri. Learning by doing! Kesuksesan besar dalam menyampaikan pesan secara umum atau mengisi kultum secara khusus adalah tidak lebih akan menggunakan sarana – sarana berikut ini: bahasa, Intonasi suara, rona wajah, gerakan tubuh, kemudian sarana – sarana eksternal.
Ada yang perlu diulang disini sebelum melangkah kepada sarana – sarana diatas, yaitu sebuah bab dalam shahih bukhari tentang bab al – ‘Ilmu Qobla Qoul wal ‘amal (Bab berilmu sebelum berkata dan beramal). Hal ini berarti berkata dan berbuat dalam Islam adalah setelah kita belajar, namun kalau kita balik maka faktor kesuksesan setelah belajar adalah berkata dan berbuat. Bukan begitu?.
Sarana Pertama Bahasa.
Dilakukan dengan memilih kata – kata yang fasih dan melakukan pembicaraan yang jelas, sebagaimana al – Qur’an telah menyihir hati orang – orang Arab. Nabi shallallaahu’alaihi wasallam berkata artinya:
“sesungguhnya diantara penjelasan itu ada yang menyihir.” (inna minal bayani lasihran).
Setiap kita sudah seharusnya banyak menghafal al – Qur’an dan hadits Nabi shallaahu ‘alaihi wasalam untuk mendapatkan kefasihan dalam berceramah. Ada mungkin juga kita temui dalam keseharian beberapa ungkapan bagus yang perlu kita hafal, sehingga akan menambah perbendaharaan kalimat kita. Kita akan lebih sempurna apabila juga mengetahui beberapa terminologi – terminologi topik yang sedang dibicarakan dari para ahlinya (spesialis), sehingga orang akan percaya dan mudah menerima ceramah anda. Hal yang tidak kalah penting adalah memilih format bahasa yang sesuai dengan waktu yang diberikan. Tidak boleh terlalu singkat dan tidak lengkap, tetapi tidak terlalu panjang yang membosankan. Ketika kita berada pada tempat komunitas tertentu, hendaknya juga banyak mengutip dari tokoh – tokoh yang bisa diterima oleh komunitas tersebut. Ketahuilah setiap tempat mempunyai pembicaraan sendiri dan setiap kondisi mempunyai sarana yang berbeda dengan sarana untuk kondisi yang lain.
Sarana Kedua Intonasi Suara dan Bahasa Tubuh.
Sarana ini merupakan sarana terpenting dalam penyampaian ceramah. Sejumlah penelitian di Inggris pada tahun 1970 M mengungkapkan bahwa pengaruh pembicaraan bagi orang lain dipengaruhi oleh kalimat sebesar 7 %, intonasi suara mempunyai pengaruh sebesar 38 %, dan bahasa tubuh lainnya (mata, wajah, tangan dan tubuh), mempunyai pengaruh sebesar 55 %. Ada beberapa catatan yang harus kita hindari tentang bahasa tubuh ketika kita menjadi penceramah, yang umumnya dilakukan tanpa sadar, misalnya: menggaruk – garuk kepala, memainkan benda – benda terdekat, menggoyang – goyang kaki, mata jelalatan dan sebagainya. Umumnya penceramah sukses mengarahkan pandangan mereka ke jama’ah, bersikap tenang dan tidak grogi, menggerakkan tangan mereka sesuai tema yang sedang dibahas, membuat mimik wajah yang semuanya mengarah pada upaya mengarahkan jama’ah pada upaya mempengaruhi mereka agar sesuai dengan tujuan materi.
Langkah Awal Pengembangan diri!
  • Mendengar dan memperhatikan ceramah orang – orang terkenal, kemudian menirunya dan selanjutnya mencari cara khusus bagi kita setelah itu
  • Meminta salah seorang disekitar kita untuk merekam kultum kita tanpa sepengetahuan kita, kemudian dengarkan kultum tersebut dan kritiklah gaya bicara kita serta meinta orang lain meluruskannya
  • Setelah kita beberapa kali naik mimbar, tulislah catatan – catatan tentang pembicaraan tersebut dan tinggalkan catatan tersebut di ceramah kita di masa yang akan datang.
Disarikan dari: Barometer Muslim Manajemen Hidup Sukses, Daru Falah Agar Nasihat dapat diterima, Pustaka Ibnu Katsir Dan beberapa buku lainnya. (asw)

Anggota Sie Bimus 5


Nama  Murni Atri
Jabatan Anggota Seksi Bina Muslimah
No HP
Facebook
Email

Anggota Sie Bimus 4



Nama  Sakila, S.E.
Jabatan Anggota Seksi Bina Muslimah
No HP
Facebook
Email

Anggota Sie Binus 3


Nama Puji Astutik
Jabatan Anggota Seksi Bina Muslimah
No HP 0878.99278567
Facebook Puji Astutik
Email

Anggota Sie Bimus 2


Nama Dyani Harwati
Jabatan Anggota Seksi Bina Muslimah
No HP 0812.7950176
Facebook Dyani Harwati
Email

Anggota Sie Bimus 1


Nama Hj. Ronilah
Jabatan Anggota Seksi Bina Muslimah
No HP 0852.79779988
Facebook
Email

Ketua Sie Bimus

Nama Hj. Lindiawati, S.H.
Jabatan Ketua Seksi Bina Muslimah
No HP 0812.7941928
Facebook
Email

Anggota Sie PHBI 5




Nama Hj. Endang Nugrahanti
Jabatan Anggota Seksi PHBI
No HP 0812.7926285
Facebook
Email

Anggota Sie PHBI 4


Nama Hj. Rita Ulli, B.B.A.
Jabatan Anggota Seksi PHBI
No HP 0812.7927251
Facebook Rita Ulli
Email

Anggota Sie PHBI 3


Nama Aminullah, B.A.
Jabatan Anggota Seksi PHBI
No HP 0721.7444257
Facebook Akhmad Endul
Email

Anggota Sie PHBI 2

Nama Intjik Muhammad Amin
Jabatan Anggota Seksi PHBI
No HP 0813.79733905
Facebook
Email

Anggota Sie PHBI 1


Nama Sayoto, S.H.
Jabatan Anggota Seksi PHBI
No HP 0813.69325757
Facebook Sayoto Jagur
Email

Ketua Sie PHBI



Nama Yugustian Fajri Agus, S.Sos.
Jabatan Ketua Seksi PHBI
No HP 0812.79696818
Facebook Yugustian Stoneking
Email

Anggota Sie Dakwah 6


NamaSiti Akhiriyah
JabatanAnggota Ketua Seksi Dakwah
No HP0721.7495517
Facebook
Email

Anggota Sie Dakwah 5


NamaHj. Sun Fatimah, S.H.
JabatanAnggota Seksi Dakwah
No HP0812.7916280
FacebookSun Fatimah
Email

Anggota Sie Dakwah 4


NamaZikwan
JabatanAnggota Seksi Dakwah
No HP0813.69323706
Facebook
Email

Anggota Sie Dakwah 3


NamaCatur Budi Harsono
JabatanAnggota Seksi Dakwah
No HP0813.69069697
Facebook
Email

Anggota Sie Dakwah 2


NamaLuknan, S.Sos
JabatanAnggota Seksi Dakwah
No HP0812.7953244
Facebook
Email